Selasa, 09 Februari 2010

Cara Memupuk Kecerdasan Otak ala Yahudi

oleh :  Hutamawuri

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"
Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),"
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi..
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?
sumber:
http://main.man3malang.com/index.php?name=News&file=article&sid=1818
http://www.facebook.com/notes/mahirrudin-alkhoir/yahudi-takut-para-hafidz-mujahid-kecil-palestina/217840483059

Galileo dan Gus Dur, Tokoh yang dilahirkan setiap 100 tahun sekali

Gus Dur dan Galileo
Walentina Waluyanti – Holland

Dia adalah guru yang meracuni pikiran muridnya, Andrea. Itulah tuduhan terhadap Galileo. Selain itu, Galileo juga dituduh menyebarkan pikiran sesat yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama dan ajaran kitab suci. Sabda dalam kitab suci tidak mungkin salah karena bukankah kitab suci itu diturunkan Tuhan?
Galileo mengajarkan Andrea tentang teori heliosentris, yaitu bumi dan planet lain  berputar mengelilingi matahari. Sebelumnya teori ini juga pernah dilontarkan Nicolas Copernicus, walaupun teori ini belum bisa dibuktikan. Padahal gereja hanya mengakui teori geosentris, yaitu matahari beredar mengelilingi bumi. Ini berdasarkan penafsiran gereja terhadap isi kitab suci. Di abad 17 ketika itu siapapun harus menerima teori gereja dan kitab suci sebagai satu-satunya kebenaran. Karena itu Copernicus tidak berani terang-terangan vokal dengan teorinya bahwa teori gereja itu salah. Selain itu Copernicus juga belum bisa mendukung kebenaran teorinya itu dengan bukti pendukung. Beberapa tahun kemudian, Galileo akhirnya berhasil menyempurnakan teori heliosentris dari Copernicus itu dengan pembuktian empiris dan perhitungan akurat. Salah satunya melalui teleskop yang dibuatnya sendiri.
Ibu Andrea menguping apa yang diajarkan Galileo kepada anaknya, lalu melaporkan perbuatan Galileo itu pada pastor. Pastor melaporkan pada uskup. Lalu akhirnya berita itu sampai pada Paus. Galileo harus menerima hukuman! Karena telah berani menggunakan pikirannya sendiri. Padahal yang lebih benar dari pikiran manusia adalah ajaran agama! Tapi Galileo tetap konsisten dan tidak mau mengubah kebenaran yang diyakininya, walaupun ia dituduh melawan kitab suci. Begitulah inti cerita teks drama “Leben des Galilei” (Life of Galileo) yang ditulis oleh Bertolt Brecht, dramawan Jerman. Kisah ini ditulis berdasarkan kisah hidup Galileo Galilei, ilmuwan Italia yang lahir di Pisa, 15 Februari 1564.
Pikiran manusia memang justru sering ditiadakan oleh manusia sendiri. Pikiran manusia dianggap bisa mengandung pikiran iblis (walaupun tak selalu begitu). Karena itu kaum puritan menganggap, carilah kebenaran melalui kata demi kata di dalam kitab suci. Begitu sucinya ayat-ayat kitab suci itu bagi kaum puritan, sehingga pikiran dan akal budi manusia harus dikesampingkan.
Konsistensi Galileo terhadap kebenaran yang diyakininya mengingatkan pada konsistensi Gus Dur. Rasanya belum ada tokoh agama seperti Gus Dur yang berani konsisten dengan keyakinannya untuk menolak syariatisasi agama. Padahal Gus Dur tahu betul, keyakinannya itu mengundang caci maki dan antipati terhadap dirinya. Gus Dur lebih cenderung menekankan pada esensi ajaran agama. Bukan pada formalisasi dan kedangkalan pengideologian huruf demi huruf, kata demi kata dalam kitab suci. Hanya Gus Dur yang berani mengatakan begini.

Sampai akhir hayatnya Galileo konsisten tidak ingin mencabut teorinya, walaupun para pemuka gereja mengancamnya dengan hukuman. Padahal ketika itu bahkan ada yang mengusulkan hukuman penggal kepala buat Galileo. Tapi Galileo tak gentar. Ancaman pemuka agama tetap tak berhasil membuat Galileo mencabut pernyataannya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
Kebenaran adalah kebenaran, dan itu tetap diperjuangkan Galileo. Tidak perduli  hukuman apapun menghadang di depan matanya. Ya! Tapi kebenaran ala Galileo itu bertentangan dengan agama, gereja dan kitab suci! Begitu kata para pemuka agama yang saleh itu!
Galileo berpendapat bahwa ajaran kitab suci tidak salah. Yang salah adalah manusia yang menganggap dirinya benar karena merasa telah membaca dan  memahami isi kitab suci secara harafiah, atau kata demi kata. Kita sendiri melihat kenyataan di sekitar, orang-orang yang merasa memahami kitab suci tak jarang memperdebatkan keimanan yang sebenarnya tak perlu. Keimanan adalah jalan tak berujung menuju kebenaran. Perdebatan keimanan hanya membuat masing-masing pihak merasa sudah memiliki kebenaran, sehingga merasa tak perlu lagi melihat kebenaran lain.  Akhirnya menimbulkan situasi saling tidak suka, benci bahkan perang. Akibat yang malah menyimpang dari inti ajaran agama.
Bagi Galileo, pikiran, panca indra dan akal budi manusia juga diturunkan Tuhan pada manusia untuk menemukan sesuatu yang tidak diuraikan dalam kitab suci.

Apapun yang dikatakan Galileo, pikiran Galileo bagi agamawan hanyalah pikiran manusia biasa, bukan pikiran Tuhan. Kembali ke kitab suci! Begitu teriak agamawan.
Ajaran agama tidak perlu membutakan pikiran manusia seperti Galileo. Walaupun mata Gus Dur buta, tapi tidak ada yang mampu membutakan mata hati Gus Dur. Tidak diperdulikannya tuduhan murtad dan kafir terhadap dirinya. Sampai akhir hayatnya dia tetap konsisten dengan kebenaran yang diyakininya. Yaitu pentingnya moderatisasi dan toleransi beragama tanpa melupakan substansi ajaran agama.
Galileo dan Gus Dur adalah figur-figur yang tidak terjebak pada pemberhalaan kata “suci” dalam kata kitab suci. Mereka tetap konsisten dan konsekuen dengan segala risiko yang dihadapi. Galileo dikenakan tahanan rumah karena tetap tidak mau mengakui teori agama yang jelas dibuktikannya salah. Kebenaran tetap tak bisa dibungkam. Akhirnya 350 tahun sesudah kematian Galileo, tanggal 31 Oktober 1992 Paus Johannes Paulus mengakui kebenaran teori Galileo.
Gus Dur sendiri kerap menerima ancaman pembunuhan akibat pemikiran-pemikirannya. Tapi sampai akhir hayatnya Gus Dur tetap konsisten dengan pemikirannya tentang bagaimana merealisasikan hidup rukun antar umat yang berbeda agama. Dia tetap kukuh menolak syariatisasi dan formalisasi agama secara kaku. Kapankah pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang toleransi, pluralisme dan moderatisasi agama akan diakui kebenarannya oleh umat? Wait and see! Mungkinkah pemikiran Gus Dur saat ini masih melampaui jamannya?
Memperjuangkan kebenaran memang terkadang harus berani menghadapi risiko dibenci dan dikucilkan lingkungan, pergaulan bahkan teman-teman.
Keimanan Gus Dur dan keimanan Galileo tetap tidak kebablasan, seperti kutipan sepotong kisah sufi di bawah ini:
Di sebuah kampung, tinggal seorang yang baik dan disayangi oleh warga. Tapi akibat kehadiran orang baik ini,  terjadi sesuatu yang mengancam keselamatan kampung. Singkatnya, orang baik itu harus disingkirkan. Kepala kampung dan  pemuka agama bermusyawarah untuk mencari pemecahan masalah. Dan yang cuma bisa menyelesaikan masalah hanyalah kitab suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Begitu pendapat mereka.  Maka pemecahan pun didapat melalui kitab suci. Di dalam kitab suci, ada ayat yang mengatakan: “Lebih baik satu orang mati daripada seluruh bangsa”. Pemecahan pun disepakati. Orang baik itu harus dibunuh. Walaupun orang baik itu sudah minta ampun dan minta dikasihani tetap saja orang baik itu dibunuh. Ketika beberapa tahun kemudian Nabi mengunjungi tempat itu dan bertanya kepada kepala kampung dan pemuka agama, “Apa yang kalian lakukan terhadap orang baik yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan kampung ini?”. Kepala kampung dan pemuka agama menerangkan bahwa mereka harus membunuh orang baik itu, karena begitulah kebenaran yang diterangkan kitab suci”.
Nabi menjawab, “Sayang sekali. Kalian tidak bisa melihat kebenaran lain di luar kitab suci, yang juga diajarkan kitab suci. Dan kebenaran itu ada di cahaya mata orang baik yang kalian bunuh itu”.

Kepercayaan yang kaku terhadap kitab suci, bisa membelokkan inti kebenaran.
Gus Dur dan Galileo adalah potret orang-orang beriman yang menyadari bahwa point utama perjuangan agama bukanlah untuk agama itu sendiri. Karena mereka tahu,  kesucian ajaran agama seharusnya ditujukan untuk kemaslahatan hidup umat manusia.
Kesamaan Gus Dur dan Galileo adalah: mereka melihat ajaran agama bukan pada  pernyataan tentang realitas, tapi  pada pedoman menuju realitas.

Walentina Waluyanti

Nederland, 10 Januari 2010

Rabu, 03 Februari 2010

Manfaat Wortel

wortel Wortel adalah makanan yang biasa kita konsumsi sehari-hari, dengan warnanya yang menonjol meran atau orange sering mempercantik hidangan dihadapan kita. Selain bisa disantap dengan begitu saja, Wortel biasanya dimasak untuk sup, tumisan dan untuk minuman dengan di jus atau dbuat keripik, cake dan muffin wortel.

Dengan melihat warnanya wortel kaya akan vit. A, disamping itu mengandung serat, gula, karoten, potasium, dan magnesium. Dipasar dapat kita jumpai wortel dengan berbagai warna yaitu orange, putih, ungu, kuning dan maron.

Warna wortel menunjukkan manfaat yang beragam. Wortel Orange yang biasa kita konsumsi mengandung vit. A untuk kesehatan mata dismping itu mengandung beta dan Alpha Karoten untuk kekebalan tubuh.  Wortel warna orange. Wortel warna orange banyak dikonsumsi di Indonesia.

Wortel warna Ungu bermanfaat menangkal serangan jantung, stroke dan antioksidan yang mampu memerangi radikal bebas karena kandunan pigmen anthocyacanin, beta dan alpha karoten. Wortel warna ungu dijumpai di Afghanistan, Turki dan Timur Tengah

Wortel warna merah banyak mengandung vit. A mampu menanggulangi gejala kanker prostat karena kandungan lycopene dan beta karoten. Wortel merah banyak dijumpai dikawasan India, Jepang dan Cina.

Wortel Kuning jamak dijumpai di Afghanistan, Turki dan Timur Tengah, dikonsumsi karena menyehatkan mata dan mencegah kanker karena mengandung xantophylis  dan lutein. Sedang Wortel Putih memang tidak memiliki pigmen warna tapi mengandung serat yang menyokong kesehatan.

Demikianlah sekedar info mengenai Wortel yang berwarna-warni dan manfaatnya.